Makalah Wacana
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam atas nikmat dan
karunia yang tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan
pembimbing.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu dosen
pembimbing mata kuliah Wacana Bahasa Indonesia, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengerjakan tugas tentang Wacana Bahasa
Indonesia. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah memberikan motivasi dan masukan sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.
Makalah yang mengenai wacana bahasa Indonesia ini
merupakan bacaan yang baik untuk semua kalangan dari orang tua hingga anak
pelajar. Tidak lupa juga kami menyampaikan bahwa masih kurangnya isi dari
makalah kami ini mungkin dengan adanya kritik dan saran dari pembaca kami
sangat berterimakasih dan berlapang dada untuk menerima masukannya.
Tiada gading yang tak retak, pepatah ini mewakili
penulis untuk meminta kritik dan saran bagi kesempurnaan makalah ini apabila
terdapat banyak kesalahan untuk menambah wawasan keilmuan penulis
Samarinda, 27
September 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Istilah
wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Kata
wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak
asasi manusia, dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata yang digunakan,
kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari
kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa
yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan sebagai pembicaraan.
Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa,
psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya. Pembahasan
wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan berbahasa terutama
keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, yaitu berbicara dan menulis.
Baik wacana maupun keterampilan berbahasa, sama-sama menggunakan bahasa sebagai
alat komunikasi.
Wacana
berkaitan dengan unsur intralinguistik (internal bahasa) dan unsur
ekstralinguistik yang berkaitan dengan proses komunikasi seperti interaksi
sosial (konversasi dan pertukaran) dan pengembangan tema (monolog dan
paragraf). Realitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana yang berupa
verbal dan nonverbal. Rangkaian kebahasaan verbal atau language exist
(kehadiran kebahasaan) dengan kelengkapan struktur bahasa, mengacu pada
struktur apa adanya; nonverbal atau language likes mengacu pada wacana sebagai
rangkaian nonbahasa (rangkaian isyarat atau tanda-tanda yang bermakna).
Wujud wacana sebagai media
komunikasi berupa rangkaian ujaran lisan dan tulis. Sebagai media komunikasi
wacana lisan, wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan
penggalan percakapan. Wacana dengan media komunikasi tulis dapat berwujud
sebuah teks, sebuah alinea, dan sebuah wacana.
Berdasarkan
uraian di atas, betapa pentingnya apa itu wacana dan memahaminya supaya tidak
terjadinya kesalah pahaman dalam pengertian wacana, maka dari itu kami menbahas
topik wacana.
B. Rumusan Masalah
Untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam makalah
ini, maka kami membatasi masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya:
1.
Untuk
mengetahui pengertian wacana?
2.
Ciri dan sifat wacana?
3.
Wujud Dan Jenis Wacana.?
4.
Konteks
wacana?
5.
Topik
sebagai Konteks?
6.
Situasi
sebagai Konteks?
BAB II.
PEMBAHASAN
A.Pengertian wacana
Wacana merupakan rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang
mengungkapkan suatu hal yang disajikan secara teratur, sistematis,dalam suatu
keadaan koheren yang dibentuk oleh unsur – unsur segmental dalam sebuah wacana
yang paling besar. Seorang ahli yang bernama Sobur Alex ( 2001) mengungkapkan
bahwa wacana adalah rangkaian ujaran atau rangkaian tindak tutur yang
mengungkapkan suatu hal ( objek) yang disajkan secara teratur ,
sistematis dalam suatu satuan yang koheren ,dibentuk oleh unsur segmental
maupun nonsegmental bahasa.jadi, wacana proses komunikasi menggunakan symbol /
symbol yang berkaitan dengan interpretasi
dan peristiwa – peristiwa di dalam sistem kemasyarakatan yang luas.
B. Ciri dan sifat wacana
Berdasarkan pengertian wacana ,kita
dapat mengidentifikasi cirri dan sifat wacana.antara lain sebagai berikut :
1.
Wacana dapat
berupa rangkaian ujar secara lisan dan tulisan atau rangkaian tindak tutur
2.
Wacana
mengungkapkan suatu hal ( objek)
3.
Penyajiannya
teratur ,sistematis, koheren,dan lengkap dengan semua situasi pendukungnya.
4.
Memiliki
satu kesatuan misi dalam rangkaian itu.
5.
Dibentuk
oleh unsur segmental dan non segmental.
C .Wujud Dan Jenis Wacana.
Wujud adalah rupa dan
bentuk yang dapat diraba atau nyata. Jenis adalah cirri yang khusus. Jadi,
wujud wacana mempunyai rupa atau bentuk wacan yang nyata dan dapat kita lihat
struktur secara nyata. Sedangkan jenis wacana mempunyai arti bahwa wacana itu
memiliki sifat – sifat atau ciri – cirri khas yang dapat dibedakandari bentuk
bahasa lain.
Pada dasarnya, wujud dan
jenis wacana dapat ditinjau dari sudut realitas, media komunikasi,cara
pemaparan,dan jenis pemakaian. Bentuk wacana itu dapat dilihat dalam bergam
buah karya sipembuat wacana yaitu: text ( wacana dalam bentuk tulisan ) antara
lain dalam wujud berita, features,artikel,opini dan cerpen.Talk ( wacana dalam
bentuk ucapan ) antara lain dalam wujud rekaman wawancara.obrolan,pidato dan
lainnya.
D. Konteks Wacana
Kridalaksana
(2001) bahwa konteks merupakan cirri-ciri alam di luar bahasa yang menumbuhkan
makna pada ujaran atau wacana (linkungan nonlinguistic dari wacan). Konteks
wacana dibentuk dari berbagai unsur, seperti situasi, pembicara, pendengar,
wkatu, tempat, adegan, topik, peristiwa, amanat, kode, dan saluran (Fatimah,
1994). Unsurr-unsur ini berhubungan dengan unsure-uunsur yang terdapat dalam
setiapp komunikasi bahasa, anatara lain sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Hymes (1964):
1.
Latar
(seting)
Latar mengacu pada tempat (ruang/space) dan waktu (tempo/time) terjadinya percakapan di pasar
pada siang hari, pukul 15.00, yang menghasilkan wacana sebagai berikit.
Pembeli :
Mang ada jamur merang?
Pembeli :
Habis Neng, jam segini mana ada yang masih jualan jamur merang!
2.
Peserta
(participant)
Peserta mengacu pada peserta percakapan,
yaittu pembicara (penyapa) dan pendengar atau lawan bicara (pesapa). Misalnya
penjual dan pembeli pada percakapan di atas, pembel sebagai penyapa dan penjual
sebagai pesapa.
3.
Hasil
(ends)
Hasil mengacu pada percakapan dan tujuan
percakapan, misalnya seorang guru mempunyai tujuan ingin memberikan pelajaran
terbaik pada siwanya. Topic menarik belum tentu hasilnya baik, Karena
tergantung pada siswa itu sendiridan cara guru menyampaikan pelajarannya.
Kadang-kadang topik menarik, tetapi hasilnya tidak memuaskan karena pelajaran
itu ditentukan pula oleh peserta ujaran.
4.
Amanat
(message)
Amanat mengacu pada bentuk dan isi
amanat. Bentuk amanat bisa berbentuk surat, essai, iklan, pemberitahuan,
pengumuman, dan sebagainya. Contoh: Ibu berkata,”Ati ingat ya nanti sore jangan
lupa mengntar ibu ke dokter.”
Ibu berkata bahwa ia meminta Ati agar
tidak lupa mengantar ibu ke dokter.
Bentuk amanat terdapat pada kalimat
pertama dan isi amanat terdapat pada kalimat kedua.
5.
Cara
(key)
Cara mengacu kepada semangat melakukan
percakapan, misalnya bercakap-cakapa dengan penuh semangat, santai atau tenang
meyakinkan.
6.
Sarana
(isnstrument)
Sarana mengacu pada penggunaan bahsa
baik lisan maupun tulisan dan mengacu pula pada variasi bahasa yang digunakan.
7.
Norma
(norms)
Norma mengacu pada perilaku peserta
percakapan. Misalnya, “diskusi” dan “kuliah”. Kedua memiliki norma berbeda.
Diskusi perilakunya cendrung dua arah, sedangkan kuliah cendrung satu arah
walaupun diberikan kesempatan untuk bertanya. Dengan demikian, ada norma
diskusi dan ada norma kuliah.
8.
Jenis
(genre)
Genre mengacu pada kategori, seprti
sajak, teka-teki, kuliah dan doa. Salah satu genre misalnya, pantun yang
menunjukan dua lirik pertama merupakan panduan pada isi yang dimaksudkan.
Perhatikan contoh di bawah ini.
Berakit-rakit
ke hulu
Berenang-renang
ke tepian
Bersakit-sakit
dahulu
Bersenang-senag
kemudian
Penggunana wacana dalam konteks tertentu menentukan
kebermaknaan tuturan dalam wacana itu sendiri. Konteks itu merupakan konteks
wacana yang jumlahnya cukup banyak, beberapa macam kategori, yakni topik,
situasi, partisipan dan saluran bahasa.
E. Topik sebagai
Konteks
Topik
dapat menentukan sifat kewacanaan. Topik-topik berita mmenentukan setruktur
wacana sesuai dengan tuntutan topik berita. Topik-topik ilmiah jugga menuntut
digunakannya wacana ilmiah. Cirri-ciri lugas dan argukentatif banyak ditemukan
dalam wacana ilmiah, tetapi cirri informatif banyak ditemukan dalam wacana
berita topik-topik narasi juga menuntut digunakannya wacana narasi. Dalam
wacana narasi itu pula banyak yang ditemukan bahasa yang berbunga-bunga atau
gaya bahasa yang sedikit ditemukan dalam wacana lain.
F. Situasi sebagai
Konteks
Situasi menentukan bentuk-bentuk bahasa yang digunakan
dalam wacana. Dalam situasi resmi digunakan bentuk-bentuk yang menandai bahasa
formal. Sebaliknya, dalam situasi tidak dituntut bentuk-bentuk yang menandai
bentuk yang tidak formal. Bentuk-bentuk tidak,
sudah, dan hanya dapat ditemukan dalam bahasa resmi, tetapi bentuk-bentuk enggak, udah, dan cuman dapat
ditemukan dalam bahasa tidak formal. Cara berwacana pun berbeda dalam situasi
resmi orang dituntut untuk bergaya formal, sedangkan dalam situasi tidak resmi
orang dituntut untuk bergaya santai.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Istilah wacana berasal dari kata
sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Kata wacana adalah salah satu
kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi manusia, dan
lingkungan hidup. . Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang
pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang
digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih
besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan sebagai pembicaraan. Kata wacana
juga banyak dipakai oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi,
sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.
Wacana merupakan satuan bahasa di
atas tataran kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks
sosial.Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau ujaran.Wacana dapat
berbentuk lisan atau tulis .
B. SARAN
Mahasiswa di tuntut untuk lebih dalam mempelajari
pelajaran Bahasa Indonesia. Karena dengan itu dapat menambah wawasan kita.
Misalnya dalam pembuatan suatu wacana, kita tidak keliru lagi. Lebih memahami
unsur-unsur yang menyangkut tentang wacana.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR
ISI...............................................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN...........................................................................................................
A. LATAR
BELAKANG....................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................
BAB
II
PEMBAHASAN.............................................................................................................
A. PENGERTIAN WACANA.............................................................................................
B. CIRI DAN SIFAT WACANA.........................................................................................
C. WUJUD DAN JENIS WACANA...................................................................................
D. KONTEKS WACANA...................................................................................................
E. TOPIK SEBAGAI KONTEKS.......................................................................................
F. SITUASI SEBAGAI KONTEKS...................................................................................
BAB
III PENUTUP....................................................................................................................
A. SIMPULAN...................................................................................................................
B. SARAN..........................................................................................................................
Komentar
Posting Komentar